Surat Kuasa berkaitan Terbitnya Bulla Kepausan Konstitusi Apostolik Quo Primum dalam Terjemahan Bahasa Indonesia/Bahasa Malaysia[ Bagi Kegunaan Gerakan IOC sahaja]
Hesed we shalom
Saya yang merupakan hamba Allah Maha Kuasa yang tidak layak ini menjemput para saudara dan saudari ku yang terkasih agar berpuasa selama 3 hari bagi yang bekerja dan berbeban berat dan 5 hari bagi yang tidak mempunyai banyak halangan bermula hari esok 15 haribulan Juli/Julai 2014.
Marilah kita sama-sama mengarahkan roh pemberian Allah Maha Pencipta kita sebagaimana Ia yang terlebih dahulu menciptakan manusia pada masa Kitab Suci Kejadian berlaku, kepada doa, puasa, amal kebaikan dan kebajikan, membersihkan sebersih bersihnya roh kita agar kita memampukan diri kita menerimakan mukjizat Allah Tritunggal yang MahaKudus; Satu Allah, dalam arti mendalam di dalam Konstitusi Apostolik Quo Primum yang terkait pasal Hukum Liturgi. Adalah amat jarang bagi Gereja Katolik mengeluarkan Konstitusi Apostolik bagi hal Hukum Liturgi dan kita bercucuran air mata mengasihi pemberian Allah yang Maha Mengasihi kepada kita ini.
Oh betapa Allah yang Maha Baik mengasihani kepada kita dengan mewartakannya secara nyata di dalam Kurban Kudus dalam Misa Latin Tradisional atau Misa Tridentina atau dalam Bahasa motu proprio Summorum Pontificum iaitu Forma Ekstraordinaria(Roman Missal Edisi 1962).
Sungguh Allah Bapa yang Maha Mengetahui bahwa Ia telah mengurapi Bapa Suci kita yang terdahulu iaitu Santo Paus Pius V bagi ia secara rendah hati dan pada masa yang sama dalam Tindakan Apostoliknya telah menetapkan Hukum Liturgi dalam Bulla Kepausan Quo Primum ini.
Ramailah para umat Allah yang suci di Sabah dan juga Sarawak masih tidak mengenal akan tradisi Gereja yang mengandungi Tradisi Suci dalam Misa Latin Tradisional, maka sudah tiba masanya setiap satu dari anggota Gerakan Instaurare Omnia in Christo(IOC), dalam belas kasihan dan penuh kerendahan hati mewartakan Cinta Kasih Allah ke setiap Keuskupan-keuskupan Gereja Katolik di setiap ceruk Sabah dan Sarawak akan Misa Latin Tradisional yang menjadi daging dan darah Gereja Katolik di Sabah dan Sarawak semenjak sejak mula Penginjilan Gereja Katolik bertapak di Labuan dan Kuching pada sekitar tahun 1855 oleh Msgr Don Carlos Cuarteron; Prefek Apostolik yang Pertama.
Misa Latin Tradisional lah merupakan satu-satunya forma bagi ritus Latin yang dirayakan oleh para Pengaku Iman iaitu nenek moyang kita kira-kira sejak 150 tahun yang lampau sehinggalah kepada kedatangan Misa Kudus Missale Roman Paus Paulus VI atau Missale Roman Edisi 1969 atau juga disebut sebagai Forma Ordinaria sebagaimana yang telah didefinisikan Bapa Suci Paus Benediktus XVI pada 7 Julai 2007 yang lepas.
Adakah para umat Allah yang kudus di Sabah dan Sarawak akan mendakapi dan memeluki Cinta Kasih Allah dalam terus menerus mengingat jasa dan pengorbanan para nenek moyang kita yang telah menggunakan Misa Latin Tradisional selama lebih kurang 110 tahun yang lepas? Bukankah mereka merupakan pemula, pendiri, dan batu asas Gereja Katolik di Sabah dan Sarawak. Bagi kita untuk melupakan dan kehilangan Sejarah yang suci, harta yang berharga akan pengetahuan bahwa sungguh wujud pejuang Iman Katolik yang telah mati dan terdiri dari penghuni Syurga Allah yang Maha Rahim?
Ya Allah Bapa Syurgawi,
Perhatikanlah kami yang merupakan generasi baru yang merupakan para pewaris para penghuni SyurgaMu sekarang ini, perlihatkanlah Cinta KasihMu ya Allah Bapa, perdengarkanlah doa dan rintihan kesengsaraan kami, perkuatkanlah iman kami dan tambahkanlah keyakinan kami, dan penuhilah kami akan keteguhan kami dalam mengandalkanMu.
Kami yang benar-benar mengasihiMu sepanjang doa kami, segenap puasa dan amal, pendarasan Misa KudusMu dan Rosario KudusMu, ya Allah Bapa, ya Allah Bapa, tidakkah Engkau mau berada di tengah-tengah kami seperti mana Engkau yang telah menyuapkan para RasulMu, dan para muridMu dengan Tubuh dan Darah KudusMu.
Sungguh Engkau Allah yang telah merendahkan DiriMu menjadi sungguh Allah dan sungguh Manusia dalam Tuhan Yesus Kristus. Biarlah GerejaMu yang Tunggal; Gereja Katolik, beroleh rahmat dari DiriMu sampai selamanya.
Oleh itu,
Marilah juga ya saudara dan saudari yang amat diriku kasihi, menyertakan pengharapan kita dalam mengandalkan Pertolongan Tuhan Yesus Kristus dengan pengantaraan Bunda kita yang amat kita kasihi iaitu Santa Perawan Maria; Bunda Allah yang suci.
Yang ikhlas,
Yohanes Paulus Yosef Nicholas.
Penyelaras,
Gerakan IOC.
No comments:
Post a Comment